Cerpen ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas bahasa indonesia kelas X, apabila terdapat kesalahan kata atau tulisan harap dimaklumi. Karena saya juga masih belajar, Hehehe..
Selamat Membaca :)
Pertemuan Pertama Dan Terakhir
Di tengah kesunyian malam,
seorang gadis duduk termenung di kamarnya. Gadis itu bernama Viona. Saat
ini Viona duduk di bangku kelas 12 SMA. Di mata teman-temannya Viona
adalah seseorang yang ramah dan periang. Segudang prestasi yang ia
kantongi membuatnya terkenal di lingkungan tempat Viona mengenyam
pendidikan. Viona memiliki seorang sahabat bernama Rena, mereka sangat
akrab layaknya seorang kakak-adik. Viona juga memiliki seorang kekasih
bernama Rio yang sangat menyayanginya. Malam itu Viona teringat ayah
kandungnya yang tak pernah ia jumpai. Setetes-duatetes air mata pun
mengalir dari matanya. Ya . . . . .sewaktu Viona berumur 4 tahun orang
tuanya bercerai, hak asuh Viona jatuh ke tangan ibunya sehinggga Viona
tidak pernah melihat sosok ayah kandungnya. Sewaktu Viona beranjak
remaja ibunya menikah lagi, Viona pun tidak dapat berbuat apa-apa, ia
hanya bisa menerima keputusan ibunya dengan niat tulus demi kebahagiaan
ibunya semata.
* * * * *
Suatu hari ketika Viona sedang membaca buku di ruang keluarga, ia mendengar pembicaraan ayah tiri dan ibunya.
“Tadi
siang di perusahaan ayah bertemu dengan ayah kandung Viona, dia
menanyakan bagaimana keadaan Viona sekarang.” ujar ayah tiri Viona yang
masih lelah karena baru saja pulang kerja.
“Ada gerangan apa dia
menanyakan Viona ? bukannya selama ini dia tak pernah peduli dengan
kedaan Viona.” tanya ibu Viona dengan raut kebencian di wajahnya.
“Ya, mungkin dia ingin bertemu dengan Viona, bagaimana pun Viona adalah darah dagingnya.”jawab ayah tiri Viona.
Ibu
hanya terdiam, kemudian meninggalkan ayah begitu saja dan lekas pergi
ke kamar. Setelah mendengar hal tersebut Viona hanya bisa berharap ayah
kandungnya benar-benar akan datang menemuinya, tanpa berani menanyakan
langsung hal tersebut pada ayah tirinya. Tidak lama kemudian handphone
Viona bergetar, tanda sebuah sms masuk. Ternyata sms itu dari Rio.
Besok, pulang sekolah kamu gak ada acara kan? Kita ketemuan ya, di taman
dekat sekolah. Begitu bunyi sms yang di kirim Rio.
* * * * *
Keesokan harinya setelah pulang sekolah, Viona sudah menunggu Rio di taman. Tidak lama kemudian Rio pun datang.
“Hai, Rio. . . . .! Ada apa kamu mendadak ingin bertemu dengan ku ?” kata Viona sambil tersenyum pada Rio.
“Nggak apa-apa kok, kangen aja sama kamu, hehehe . . . .” jawab Rio sambil tertawa.
“Uh, kamu ini ada-ada aja, udah to the point aja deh !” kata Viona dengan mukanya yang merah karena malu.
Rio terdiam sejenak, seperti hendak membicarakan sesuatu yang serius. Tidak lama kemudian Rio berkata.
“Maaf ya Viona, sepertinya hubungan kita cukup sampai disini.”
“Hmmm,
kamu kenapa lagi sih? Kamu lagi ada masalah?apa arti hubungan yang
telah kita bangun selama setahun, kalau sekarang harus berakhir seperti
ini?” ucap Viona dengan matanya yang sudah mulai berkaca-kaca, ingin
meneteskan air mata.
“Aku gak bisa jelasin ini semua sama kamu, aku
butuh waktu sendiri. Tapi harus kamu tau aku masih sayang sama kamu.”
jawab Rio dengan lantang.
Rio langsung menggenggam erat tangan Viona
lalu memeluk Viona, setelah itu Rio pergi meninggalkan taman. Viona pun
lekas pulang kerumahnya. Viona tak dapat menyembunyikan kesedihannya,
tetapi dalam hati kecilnya Viona yakin bahwa ini hanya untuk sementara,
suatu saat nanti Rio akan kembali mengisi hatinya. Cinta Rio dan Viona
tak tertahan-tahan di badai. Walaupun masalah datang silih berganti
Viona dapat mempertahankan cinta nya dengan Rio.
* * * * *
Waktu
kian berlalu, sejak Viona mendengar ayah kandungnya menanyakan
keadaannya. Tetapi ayah kandung Viona tidak kunjung datang menemuinya.
Harapannya bertemu dengan ayah kandungnya pupus. Viona sudah menunggu
cukup lama, tetapi tidak ada hasilnya. Hal tersebut membuat Viona sedih,
sosok Viona yang dulu periang kini tidak tampak lagi, saat ini Viona
lebih banyak terlihat murung, pancaran matanya menunjukan kesedihan.
Sahabat-sahabat Viona bingung melihat perubahan pada sikap Viona. Sampai
suatu saat Rena menghampiri dan bertanya kepada Viona.
“Na, kenapa loe? Kok akhir-akhir ini loe keliatan sedih, apa ini ulah Rio lagi ?”
“Bukan kok Ren, gue nggak apa-apa.” jawab Viona.
“Loe itu jadi sahabat gue udah lama, so. . . .loe gak bisa bohongin gue.”sahut Rena.
Viona
pun menceritakan sebab kesedihannya kepada Rena. Rena turut prihatin
pada sahabatnya tersebut. Rena hanya bisa memberi semangat kepada Viona
agar tidak larut dalam kesedihan.
* * * * *
Pada suatu malam,
Viona kembali termenung, ia pun berniat berbicara dengan ibunya, dan
menenyakan tentang ayah kandungnya agar semuanya jelas. Dengan sedikit
rasa takut dalam hatinya, perlahan Viona menghampiri ibunya yang sedang
menyulam. Viona kemudian duduk di samping ibunya. Dengan sangat
hati-hati viona bertanya kepada ibunya.
“Bu, Viona boleh tanya sesuatu gak sama ibu?tapi ibu jangan marah ya?”
“iya, ada apa Na?” jawab ibu terheran-heran dengan perkataan Viona.
“Bu,
Viona kangen ayah kandung Viona, Viona ingin sekali bertemu dengan ayah
kandung Viona.” kata Viona dengan rasa takut akan dimarahi.
“untuk apa kamu mengharapkan orang seperi dia?belum tentu disana dia memikirkan kamu!” ujar ibu dengan keras.
Ibu
Viona angkat bahu, kemudian ibu pergi ke dapur meninggalkan Viona yang
saat itu sedang menangis. Tak henti-henti nya air mata mengalir
membasahi pipinya.
* * * * *
Seminggu kemudian, ibu Viona mendapat
telepon dari keluarga ayah kandung Viona yang tak lain adalah istri
baru ayah kandung Viona. Dia berkaata bahwa ayah kandung Viona saat ini
berada di rumah sakit dalam keadaan kritis karena kecelakaan. Dan
sekarang ayah kandung Viona ingin bertemu dengan Viona. Setelah
mendengar kabar tersebut ibu berfikr sejenak, apa yang harus ia lakukan
sekarang. Dalam hatinya ibu takut Viona akan dibawa dan diminta tinggal
bersama ayah kandungnya, tetapi ibu sadar bahwa ia tak boleh egois.
Akhirnya ibu memanggil Viona. Viona bingung, ada apa ibu memanggilnya.
“Tadi
ibu mendapat kabar bahwa ayah kandung kamu saat ini terbaring koma di
rumah sakit karena kecelakaan dan dia ingin bertemu dengan mu.” kata ibu
Viona dengan gelisah.
“Untuk kali ini aja bu, Viona ingin bertemu dengan ayah kandung Viona.” ujar Viona.
Viona
tidak henti-hentinya meminta dipertemukan dengan ayah kandungnya,
hingga ia bertekuk lutut di hadapan ibunya. Melihat Viona seperti itu,
akhirnya ibu mengizinkan Viona menemui ayah kandungnya. Mereka pun
bergegas pergi ke rumah sakit. Ayah kandung Viona terbaring di ruang ICU
lantai 3, suasana duka menyelimuti ruang tempat ayah kandung Viona
terbaring koma, saat melihat keadaan ayahnya, Viona tidak kuasa menahan
air matanya. Tidak lama kemudian ayah kandung Viona sadarkan diri. Dia
langsung menatap Viona, Viona pun langsung menghampiri dan mencium
tangan ayah yang selama ini ia nanti-nantikan. Air mata haru menghiasi
suasana pertemuan ayah dan anak tersebut.
“Viona anak ku. . . maafin ayah yang gak pernah menemui kamu selama ini.” ucap ayah kepada Viona.”
“Sebelum ayah minta maaf, Viona sudah terlebih dahulu maafin ayah.” sahut Viona.
“Makasih
ya Viona kamu memang anak yang baik, jaga ibu kamu ya, sekarang ayah
sudah tenang, dan sekarang waktunya ayah pergi.” Kata ayah Viona dengan
nafas tersendat-sendat.
Tidak lama kemudian ayah kandung Viona
menutup mata dan menghembuskan nafas terakhirnya. Tidak pernah terduga
dalam diri Viona bahwa untuk selamanya dia tidak akan pernah bertemu
lagi dengan ayah kandungnya. Sehingga pertemuannya dengan ayah
kandungnya tersebut menjadi pertemuan pertama dan terakhir dalam
hidupnya. Walaupun begitu Viona bahagia karena sudah bertemu dengan ayah
yang selama ini menjadi semangat dalam hidupnya.
* * * * *
Selang seminggu setelah kematian ayah kandung Viona, Sepulang sekolah Rio menungggu Viona di depan gerbang sekolah.
“Vionaaa……!!!” teriak Rio saat melihat Viona yang hendak pulang.
“Rio………?” sahut Viona yang heran dengan kedatangan Rio.
Rio pun menghampiri Viona dan berkata.
“Viona.
. .aku mau kamu kembali mengisi hatiku yang merindukan kasih sayang
kamu, aku mohon maafkanlah kesalahan aku di masa lalu.”
“Tapi sebelumnya aku mau tanya sesuatu sama kamu.”jawab Viona.
“Apa?”ucap Rio.
“Kamu belum kasih alasan ke aku, kenapa dulu kamu putusin aku?” tanya Viona.
“Iya,
maafin aku Viona, aku ngerasa bukan menjadi yang terbaik untuk kamu,
dan aku belum bisa bahagia kan kamu. Aku cuma bisa buat kamu terluka.”
jawab Rio.
“Iya, aku udah maafin kamu kok. Asal kamu tau aja ya Rio,
sejak pertama kita pacaran aku mau nerima kelebihan dan kekurangan
kamu. Jadi kamu gak perlu berfikir yang macem-macem kaya gitu.”kata
Viona sambil tersenyum pada Rio.
“Makasih ya Viona, aku janji akan menjaga hati kamu.”
Setelah
itu Rio mengantarkan Viona pulang ke rumahnya. Sejak itu Viona dan Rio
menjadi sepasang kekasih yang saling melengkapi satu sama lain. Lengkap
sudah kebahagiaan Viona. Selain sudah bertemu dengan ayah kandungnya,
Rio pun kembali mengisi hatinya. Dan mereka hidup bahagia bersama.
~TAMAT~
Selasa, 28 Agustus 2012
Cerita Pendek Tugas Bahasa Indonesia Kelas X
Lainnya dari Cerita Pendek
Ditulis Oleh : Unknown Hari: Selasa, Agustus 28, 2012 Kategori: Cerita Pendek
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar