Pada postingan saya kali ini, akan dibahas mengenai konflik
organisasi yang mencakup pengertian konflik organisasi, jenis dan sumber
konflik, serta strategi penyelesaian konflik. Pertama-tama kita bahas terlebih
dahulu mengenai pengertian konflik. Ada beberapa definisi atau pengertian
konflik yang saya temukan dari beberapa sumber, untuk lebih jelasnya mengenai
pengertian konflik adalah sebagai berikut.
Pengertian Konflik
Organisasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah percekcokkan,
perselisihan, pertentangan. Konflik berasal dari kata kerja bahasa latin yaitu
configure yang berarti saling memukul. Secara Sosiologis konflik diartikan
sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana
salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau
membuatnya tidak berdaya. Jika dilihat definisi secara sosiologis, konflik
senantiasa ada dalam kehidupan masyarakat sehingga konflik tidak dapat
dihilangkan tetapi hanya dapat diminimalkan.
Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih dimana
salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya
atau membuatnya menjadi tidak berdaya.
Konflik itu sendiri merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat
maupun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau antar kelompok
masyarakat lainnya, konflik itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri. Konflik yang dapat terkontrol akan menghasilkan integrasi yang
baik, namun sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu
konflik.
Adapula pengertian konflik organisasi menurut salah seorang tokoh
yaing bernama Robbin. Konflik organisasi menurut Robbins (1996) adalah suatu
proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat
(sudut pandang) yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik
pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian
menurut Robbin yaitu :
1 .Pandangan tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu
yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil
disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan
diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan
aspirasi para karyawan tersebut.
2. Pandangan kepada hubungan manusia.
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu
peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik
dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok
atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh karena
itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong
peningkatan kinerja organisasi tersebut.
3. Pandangan interaksionis.
Pandangan ini menyatakan
bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal
ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi
cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh
karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara
berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat
dan kreatif.
Jenis dan sumber
konflik
a. Jenis – Jenis Konflik
Terdapat 5 jenis konflik dalam kehidupan organisasi,
antara lain sebagai berikut :
- Konflik dalam diri individu
Yaitu konflik yang terjadi bila
seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan
untuk melaksanakannya.Bila berbagai permintaan pekerjaan
saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih
dari kemampuannya.
- Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
Dimana hal ini sering diakibatkan
oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik
antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).
- Konflik antar individu dan kelompok
Merupakan konflik yang berhubungan
dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh
kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau
diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
- Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik iini terjadi karena adanya
pertentangan kepentingan antar kelompokatau antar organisasi.
- Konflik antar organisasi
Timbul sebagai akibat bentuk
persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah
mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa,
harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
Sedangkan menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel
jenis-jenis konflik terbagi atas :
1.
Konflik intrapersonal.
Konflik intrapersonal adalah
konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik ini terjadi pada saat yang
bersamaan memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2.
Konflik interpersonal.
Konflik ini adalah konflik
seseorang dengan orang lainnya karena memiliki perbedaan keinginan dan tujuan.
Konflik antar individu-individu
dan kelompok-kelompok, Hal ini sering kali berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas yang ditekankan pada
kelompok kerja mereka . Sebagai contoh seorang individu dapat dikenai hukuman
karena tidak memenuhi norma-norma yang ada.Konflik interorganisasi.
3.
Konflik antar grup dalam suatu organisasi adalah suatu
yang biasa terjadi, yang tentu menimbulkan kesulitan dalam koordinasi dan
integrasi dalam kegiatan yang menyangkut tugas-tugas dan pekerjaan. Karena hal
ini tak selalu bisa dihindari maka perlu adanya pengaturan agar kolaborasi
tetap terjaga dan menghindari disfungsional.
b. Sumber Konflik
Sumber-Sumber Utama Penyebab
Konflik Organisasi dapat dilihat dari penyebab terjadinya konflik dalam
organisasi, yaitu sebagai berikut :
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda pula,
3. Perbedaan kepentingan individu atau kelompok,
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak
dalam masyarakat, dan
5. Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang
lainnya.
Strategi Penyelesaian Konflik
Ada beberapa cara untuk menangani konflik yaitu :
1. Introspeksi diri,
2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat,
3. Identifikasi sumber konflik,
Selain dengan cara diatas, untuk
mengatasi konflik antara pihak-pihak yang bertikai tergantung pada kemauan
pihak-pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan masalah. Selain itu juga peran
aktif dari pihak luar yang menginginkan redanya konflik. Berikut adalah
cara-cara untuk mengatasi konflik yang telah terjadi :
1. Rujuk
Merupakan usaha pendekatan demi
terjalinnya hubungan kerjasama yang lebih baik demi kepentingan bersama pula.
2. Persuasi
Mengubah posisi pihak lain, dengan
menunjukan kerugian yang mungkin timbul, dan bukti factual serta dengan
menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan
standar keadilan yang berlaku.
3. Tawar-menawar
Suatu penyelesaian yang dapat
diterima oleh kedua belah pihak dengan mempertukarkan kesepakatan yang dapat
diterima.
4. Pemecahan
masalah terpadu
Usaha pemecahan masalah dengan
memadukan kebutuhan kedua belah pihak. Proses pertukaran informasi, fakta,
perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa
saling percaya dengan merumuskan alternative pemecahan secara bersama dengan
keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
5. Penarikan
diri
Cara menyelesaikan masalah dengan
cara salah satu pihak yang bertikai menarik diri dari hubungan dengan pihak
lawan konflik. Penyelesaian ini sangat efisien bila pihak-pihak yang bertikai
tidak ada hubungan. Bila pihak-pihak yang bertikai saling berhubungan dan
melengkapi satu sama lain, tentu cara ini tidak dapat dilakukan untuk menyelesaikan
konflik.
6. Pemaksaan
dan penekanan
Cara menyelesaikan konflik dengan
cara memaksa pihak lain untuk menyerah. Cara ini dapat dilakukan apabila pihak
yang berkonflik memiliki wewenang yang
lebih tinggi dari pihak lainnya. Tetapi bila tidak begitu cara-cara seperti
intimidasi, ancaman, dsb yang akan dilakukan dan tentu pihak yang lain akan
mengalah secara terpaksa.
Spiegel (1994) menjelaskan ada
lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan
kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa
sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat,
kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya
perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose solution) akan terjadi
disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang
berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan,
dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas
kepentingan bawahan.
b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari
dari situsasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini
hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi
disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba
untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang
baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali,
ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki
hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa
kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik
itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika
kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap
menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.
Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik
menjadi hal yang utama di sini yaitu :
d. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak
merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi
yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk
mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).
e.
Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja
sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari
masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan
dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.
Demikianlah
pembahasan mangenai konflik organisasi, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan mohon dimaafkan. Semoga postingan ini berguna bagi pembaca pada
umumnya. Sekian dan terimakasih.
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi- penyelesaian-konflik/
0 komentar:
Posting Komentar