Perpustakaan Virtual Kereta
Api Bawah Tanah
Era
digital mampu memunculkan kreativitas untuk semakin menyosialisasikan hal yang
bersifat edukasi. Ini dapat dilihat dari hal yang dilakukan mahasiswa
periklahan di Ad School Miami. Dikutip Liputan6
dari Dezeen, penggagas ide perpustakaan virtual ini adalah Max Pilwat, Keri Tan
dan Ferdi Rodriguez. Keri Tan dan Max Pilwat menjadi art director, sementara
Ferdi Rodriguez menjadi copywriter. Mereka bekerja
sama membuat konsep perpustakaan modern inovatif yang memungkinkan setiap
penumpang kereta api bawah tanah untuk membaca sepuluh halaman pertama dari
buku-buku populer mereka dalam perjalanan berangkat-pulang kerja.
Perpustakaan kereta api bawah tanah ini didesain menyatu
dengan gerbong kereta api. Tidak
banyak buku di sana. Pasalnya, tiga mahasiswa yang mejadi inovator perpustakaan
tersebut hanya menempel layar buku bak sebuah rak buku. Layar LCD yang menampilkan rak buku berserta buku-bukunya dibuat dengan
desain futuristik. Penumpang hanya diminta untuk menempel gadget atau smartphone ke poster rak buku virtual lalu
mendapatkan 10 halaman pertama dari buku yang dipilih. Penumpang dapat
membaca buku melalui gadgetnya secara gratis setelah memilih buku yang
dipilihnya dari layar.
Para komuter setiap hari pulang-pergi dari rumah menuju kota,
waktu-waktu mereka termakan oleh perjalanan sehingga sangat sulit menambah
ilmu. Perpustakaan ini sangat efektif dan efisien bagi para komuter untuk
menghemat waktu dan energi. Bahkan menurut survei, jumlah total anggota
perpustakaan di setiap kota saat ini mengalami penurunan. Perpustakaan modern
ini dapat menumbuhkan antusias para komuter untuk menjadi anggota sebuah
perpustakaan terdekat.
Mereka menggunakan teknologi field communications (NFC) untuk
memberikan pilihan pada para komuter untuk memilih buku yang diinginkan dari
daftar judul populer. NFC adalah, nirkabel non-kontak sistem yang
menggunakan frekuensi radio medan elektromagnetik untuk mentransfer data antara
dua perangkat diadakan sentimeter terpisah. Setelah mereka membaca sepuluh halaman pertama maka mereka
akan diberitahu tentang lokasi perpustakaan terdekat dimana mereka dapat
mengambil dan membaca sisanya buku tersebut ketika turun dari kereta api.
Perpustakaan kereta api bawah tanah adalah ide yang sederhana
namun inotif dan kreatif yang dapat direlalisasikan dengan mudah. Dengan adanya
perpustakaan seperti ini dapat mendorong semangat membaca di dunia modern,
ketika teknologi baru mengubah cara kita memperoleh informasi dari buku.
Di Indonesia sendiri kerta api dengan fasilitas perpustakaan
virtual seperti diatas belum ada. Namun, pada tahun 2011 lalu PT Kereta Api Indonesia
meluncurkan kereta pustaka. Peluncuran ini merupakan salah satu upaya untuk
melestarikan peninggalan budaya perkeretaapian Indonesia. Di dalam kereta ini,
terdapat berbagai dokumentasi sejarah perkeretaapian Indonesia yang dapat dijadikan
sebagai sarana edukasi perkeretaapian.
kereta ini adalah hasil modifikasi gerbong barang B 80101 yang sudah beroperasi
sejak tahun 1980, menjadi kereta perpustakaan pertama di Indonesia.
Bila
berada dalam kereta ini, penumpang dapat membaca buku secara lesehan. Untuk
menambah kenyamanan, dilengkapi juga dengan sebuah televisi 32 inch. Sementara
ini, PT Kereta Api Indonesia baru memiliki satu kereta pustaka. Namun, ke
depannya akan dibuat empat kereta pustaka lagi. Kereta ini nantinya akan
menjadi rangkaian kereta luar kota. Hanya, saja belum ditentukan gerbong ini
akan menyatu dengan kereta jurusan apa.
Proses
pengerjaan kereta dilakukan sejak 22 Juni 2011 lalu. Proses pengerjaan
kereta dimulai dengan desain gambar lima stasiun cagar budaya yang berada di
DKI Jakarta, yaitu Stasiun Tanjungpriok, Jakarta Kota, Manggarai, Pasar Senen,
dan Stasiun Jatinegara. Kereta didesain dengan gambar bangunan cagar budaya
Lawang Sewu, Kantor SCS Tegal, Stasiun Kediri, Stasiun Cilacap, dan Stasiun
Cirebon. Semoga saja kelak indonesia memiliki kereta api dengan fasilitas
perpustakaan virtual seperti diatas.
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar