B. J. Habibie
Dibawah ini saya akan memposting tugas mata kuliah Teori Organisasi
Umum2. Materi yang kali ini akan dibahas adalah mengenai kepemimpinan, dalam
tugas ini saya diminta untuk memilih dan menceritakan seorang sosok pemimpin
dunia yang terkenal. Dan pada kesempatan ini saya memilih BJ Habibie sebagai
tokoh pemimpin yang saya pilih. Dibawah ini, terlebih dahulu akan saya
ceritakan mengenai biografi dari BJ Habibie.
Prof.
DR. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir di Parepare,
Sulawesi
Selatan, 25 Juni 1936; umur 78 tahun) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga.
Ia menggantikan Soeharto
yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei
1998. Jabatannya
digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih
sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999.
Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun
dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga
Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek.
Habibie
merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil
Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Alwi Abdul Jalil Habibie adalah
keturunan bugis (sulawesi selatan) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1908 di
Gorontalo dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo lahir di Yogyakarta 10 November
1911. Ibunda R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata
di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.
B.J. Habibie adalah salah satu anak dari tujuh orang bersaudara.
Dimasa kecil, Habibie
telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya Fisika. Sebelumnya ia pernah berilmu di SMAK Dago, kemudian
selama enam bulan, ia melanjutkan kuliah di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1954, dan pada tahun 1955-1965 ia melanjutkan studi ke
Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule Aechen – Jerman pada 1955. Dengan
dibiayai oleh ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie muda
menghabiskan 10 tahun untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.
Berbeda dengan rata-rata mahasiswa
Indonesia yang mendapat beasiswa di luar negeri, kuliah Habibie (terutama S-1
dan S-2) dibiayai langsung oleh Ibunya yang melakukan usaha catering dan
indekost di Bandung setelah ditinggal pergi suaminya (ayah Habibie). Habibie
mengeluti bidang Desain dan Konstruksi Pesawat di Fakultas Teknik Mesin. Selama
lima tahun studi di Jerman akhirnya Habibie memperoleh gelar Dilpom-Ingenenieur
atau diploma teknik (catatan : diploma teknik di Jerman umumnya disetarakan
dengan gelar Master / S2 di negara lain) dengan predikat summa cum laude.
Pak Habibie melanjutkan program
doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Ibu Hasri Ainun Besari pada tahun
1962. Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman, Habibie harus bekerja untuk
membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah tangganya. Habibie mendalami
bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan
studi S-3 nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan
indeks prestasi summa cum laude.
Setelah lulus, BJ Habibie bekerja di
Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala
Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang, dan
kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang
komersial dan militer di MBB (1969-1973). Atas kinerja dan kebriliannya, 4
tahun kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur
Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihast Senior bidang
teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 ). Dialah menjadi satu-satunya orang
Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang
Jerman ini.
Sebelum memasuki usia 40 tahun,
karir Habibie sudah sangat cemerlang, terutama dalam desain dan konstruksi
pesawat terbang. Habibie menjadi “permata” di negeri Jerman dan ia pun mendapat
“kedudukan terhormat”, baik secara materi maupun intelektualitas oleh orang
Jerman. Selama bekerja di MBB Jerman, Habibie menyumbang berbagai hasil
penelitian dan sejumlah teori untuk ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
Thermodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika. Beberapa rumusan teorinya dikenal
dalam dunia pesawat terbang seperti “Habibie Factor“, “Habibie Theorem” dan
“Habibie Method“.
Pada tahun 1968, BJ Habibie telah
mengundang sejumlah insinyur untuk bekerja di industri pesawat terbang
Jerman. Sekitar 40 insinyur Indonesia akhirnya dapat bekerja di MBB atas
rekomendasi Pak Habibie. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan skill dan
pengalaman (SDM) insinyur Indonesia untuk suatu saat bisa kembali ke Indonesia
dan membuat produk industri dirgantar.
Ketika (Alm) Presiden Soeharto
mengirim Ibnu Sutowo ke Jerman untuk menemui seraya membujuk Habibie pulang ke
Indonesia, BJ Habibie langsung bersedia dan melepaskan jabatan, posisi dan prestise
tinggi di Jerman. Hal ini dilakukan BJ Habibie demi memberi sumbangsih ilmu dan
teknologi pada bangsa ini. Pada 1974 di usia 38 tahun, BJ Habibie pulang ke
tanah air. Iapun diangkat menjadi penasihat pemerintah (langsung
dibawah Presiden) di bidang teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi
hingga tahun 1978. Meskipun demikian dari tahun 1974-1978, Habibie masih sering
pulang pergi ke Jerman karena masih menjabat sebagai Vice Presiden dan Direktur
Teknologi di MBB.
Ketika menjadi
Menristek, Habibie mengimplementasikan visinya
yakni membawa Indonesia menjadi negara industri berteknologi tinggi. Ia
mendorong adanya lompatan dalam strategi pembangunan yakni melompat dari
agraris langsung menuju negara industri maju. Visinya yang langsung membawa
Indonesia menjadi negara Industri mendapat pertentangan dari berbagai pihak,
baik dalam maupun luar negeri yang menghendaki pembangunan secara bertahap yang
dimulai dari fokus investasi di bidang pertanian. Namun, Habibie memiliki
keyakinan kokoh akan visinya, dan ada satu “quote” yang terkenal dari Habibie
yakni :
“I have some figures
which compare the cost of one kilo of airplane compared to one kilo of rice.
One kilo of airplane costs thirty thousand US dollars and one kilo of rice is
seven cents. And if you want to pay for your one kilo of high-tech products
with a kilo of rice, I don’t think we have enough.” (Sumber : BBC: BJ Habibie Profile -1998.)
Kalimat diatas
merupakan senjata Habibie untuk berdebat dengan lawan politiknya.
Habibie ingin menjelaskan mengapa industri berteknologi itu sangat penting.
Pola pikir Pak Habibie disambut dengan baik oleh Bapak Presiden Soeharto. Kemudian Bapak
Presiden Soeharto pun bersedia menggangarkan dana ekstra dari APBN untuk
pengembangan proyek teknologi Habibie. Dan pada tahun 1989, Suharto memberikan
“kekuasan” lebih pada Habibie dengan memberikan kepercayaan Habibie untuk
memimpin industri-industri strategis seperti Pindad, PAL, dan PT IPTN.
Secara materi, Habibie
sudah sangat mapan ketika ia bekerja di perusahaan MBB Jerman. Selain mapan,
Habibie memiliki jabatan yang sangat strategis yakni Vice President
sekaligus Senior Advicer di perusahaan high-tech Jerman.
Sehingga Habibie terjun ke pemerintahan bukan karena mencari uang ataupun
kekuasaan semata, tapi lebih pada perasaan “terima kasih” kepada negara dan
bangsa Indonesia dan juga kepada kedua orang tuanya.
Tiga tahun setelah
kepulangan ke Indonesia, Habibie (usia 41 tahun) mendapat gelar Profesor Teknik
dari ITB. Selama 20 tahun menjadi Menristek, akhirnya pada tanggal 11 Maret
1998, Habibie terpilih sebagai Wakil Presiden RI ke-7 melalui Sidang Umum MPR.
Di masa itulah krisis ekonomi (krismon) melanda kawasan Asia termasuk
Indonesia. Nilai tukar rupiah terjun bebas dari Rp 2.000 per dolar AS menjadi
Rp 12.000-an per dolar. Utang luar negeri jatuh tempo sehinga membengkak
akibat depresiasi rupiah. Hal ini diperparah oleh perbankan swasta yang
mengalami kesulitan likuiditas. Inflasi meroket diatas 50%, dan pengangguran
mulai terjadi dimana-mana.
Pada 21 Mei 1998,
Presiden Soeharto terpaksa mundur dari jabatan Presiden yang dipegangnya selama
lebih kurang 32 tahun. Selama 32 tahun itulah, pemerintahan otoriter dan sarat
KKN tumbuh sumbur. Selama 32 tahun itu pula, banyak kebenaran yang dibungkam.
Mulai dari pergantian Pemerintah Soekarno, G30S-PKI, Supersemar, hingga dugaan
konspirasi Soeharto dengan pihak Amerika dan sekutunya yang mengeruk sumber
kekayaan alam oleh kaum-kaum kapitalis dibawah bendera korpotokrasi (termasuk
CIA, Bank Duni, IMF dan konglomerasi).
Soeharto mundur, maka
Wakilnya yakni BJ Habibie pun diangkat menjadi Presiden RI ke-3 berdasarkan
pasal 8 UUD 1945. Namun, masa jabatannya sebagai presiden hanya bertahan selama
512 hari. Meski sangat singkat, kepemimpinan Presiden Habibie mampu membawa
bangsa Indonesia dari jurang kehancuran akibat krisis. Presiden Habibie
berhasil memimpin negara keluar dari dalam keadaan ultra-krisis, melaksanankan
transisi dari negara otorian menjadi demokrasi. Sukses melaksanakan pemilu 1999
dengan multi parti (48 partai), sukses membawa perubahan signifikn pada
stabilitas, demokratisasi dan reformasi di Indonesia.
Habibie merupakan
presiden RI pertama yang menerima banyak penghargaan terutama di bidang IPTEK
baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Jasa-jasanya dalam bidang teknologi
pesawat terbang mengantarkan beliau mendapat gelar Doktor Kehormatan (Doctor of Honoris Causa) dari berbagaai
Universitas terkemuka dunia, antara lain Cranfield Institute of Technology dan
Chungbuk University.
Pemikiran-pemikiran
Habibie yang “high-tech” mendapat “hati” pak Harto. Bisa dikatakan bahwa
Soeharto mengagumi pemikiran Habibie, sehingga pemikirannya dengan mudah
disetujui pak Harto. Pak Harto pun setuju menganggarkan “dana ekstra” untuk
mengembangkan ide Habibie. Kemudahan akses serta kedekatan Soeharto-Habibie
dianggap oleh berbagai pihak sebagai bentuk kolusi Habibie-Soeharto. Apalagi,
beberapa pihak tidak setuju dengan pola pikir Habibie mengingat pemerintah
Soeharto mau menghabiskan dana yang besar untuk pengembangan industri-industri
teknologi tinggi seperti saran Habibie.
Tanggal 26 April 1976,
Habibie mendirikan PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan menjadi
industri pesawat terbang pertama di Kawasan Asia Tenggara (catatan :
Nurtanio meruapakan Bapak Perintis Industri Pesawat Indonesia). Industri
Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri
Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober
1985, kemudian direkstrurisasi, menjadi Dirgantara Indonesia (PT DI) pada
Agustuts 2000. Perlakuan istimewapun dialami oleh industri strategis lainnya
seperti PT PAL dan PT PINDAD.
Sejak pendirian
industri-industri statregis negara, tiap tahun pemerintah Soeharto
menganggarkan dana APBN yang relatif besar untuk mengembangkan industri
teknologi tinggi. Dan anggaran dengan angka yang sangat besar dikeluarkan
sejak 1989 dimana Habibie memimpin industri-industri strategis. Namun, Habibie
memiliki alasan logis yakni untuk memulai industri berteknologi tinggi, tentu
membutuhkan investasi yang besar dengan jangka waktu yang lama. Hasilnya tidak
mungkin dirasakan langsung. Tanam pohon durian saja butuh 10 tahun untuk
memanen, apalagi industri teknologi tinggi. Oleh karena itu, selama
bertahun-tahun industri strategis ala Habibie masih belum menunjukan hasil dan
akibatnya negara terus membiayai biaya operasi industri-industri strategis yang
cukup besar.
Industri-industri
strategis ala Habibie (IPTN, Pindad, PAL) pada akhirnya memberikan hasil
seperti pesawat terbang, helikopter, senjata, kemampuan pelatihan dan jasa
pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat, amunisi, kapal,
tank, panser, senapan kaliber, water canon, kendaraan RPP-M, kendaraan
combat dan masih banyak lagi baik untuk keperluan sipil maupun militer.
Untuk skala
internasional, BJ Habibie terlibat dalam berbagai proyek desain dan konstruksi
pesawat terbang seperti Fokker F 28, Transall C-130 (militer transport), Hansa
Jet 320 (jet eksekutif), Air Bus A-300, pesawat transport DO-31 (pesawat dangn
teknologi mendarat dan lepas landas secara vertikal), CN-235, dan CN-250
(pesawat dengan teknologi fly-by-wire). Selain itu, Habibie secara tidak
langsung ikut terlibat dalam proyek perhitungan dan desain Helikopter Jenis
BO-105, pesawat tempur multi function, beberapa peluru kendali dan satelit.
Karena pola pikirnya
tersebut, beliau dianggap sebagai bapak teknologi Indonesia, terlepaskan
seberapa besar kesuksesan industri strategis ala Habibie. Habibie mulai
benar-benar fokus setelah ia melepaskan jabatan tingginya di Perusahaan Pesawat
Jerman MBB pada 1978. Dan sejak itu, dari tahun 1978 hingga 1997, ia
diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek)
sekaligus merangkap sebagai Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Disamping itu Habibie juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset Nasional dan
berbagai jabatan lainnya.
Adapun langkah-langkah yang
dilakukan BJ Habibie di bidang politik antara lain sebagai berikut :
- Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik
- Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas (mantan anggota DPR yang masuk penjara karena mengkritik Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan (pemimpin buruh yang dijatuhi hukuman karena dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun 1994).
- Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen
- Membentuk tiga undang-undang yang demokratis yaitu :
- UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik
- UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu
- UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR
- Menetapkan 12 Ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi yaitu :
- Tap MPR No. VIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentangReferendum
- Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang Pancasila sebagai azas tunggal
- Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. V/MPR/1978 tentang Presiden mendapat mandat dari MPR untuk memiliki hak-hak dan Kebijakan di luar batas perundang-undangan
- Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden maksimal hanya dua kali periode.
12 Ketetapan MPR antara lain :
- Tap MPR No. X/MPR/1998, tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelematan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara
- Tap MPR No. XI/MPR/1998, tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme
- Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia
- Tap MPR No. XV/MPR/1998, tentang penyelenggaraan Otonomi daerah
- Tap MPR No. XVI/MPR/1998, tentang politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi
- Tap MPR No. XVII/MPR/1998, tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
- Tap MPR No. VII/MPR/1998, tentang perubahan dan tambahan atas Tap MPR No. I/MPR/1998 tentang peraturan tata tertib MPR
- Tap MPR No. XIV/MPR/1998, tentang Pemilihan Umum
- Tap MPR No. III/V/MPR/1998, tentang referendum
- Tap MPR No. IX/MPR/1998, tentang GBHN
- Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pemberian tugas dan wewenang khusus kepada Presiden/mandataris MPR dalam rangka menyukseskan dan pengamanan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
- Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
Di bidang ekonomi, ia berhasil
memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar antara Rp 10.000 –
Rp 15.000. Namun pada akhir pemerintahannya, terutama setelah
pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level
Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era
pemerintahan selanjutnya. Selain itu, ia juga memulai menerapkan independensi Bank Indonesia
agar lebih fokus mengurusi perekonomian. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan
perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
- Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit Pengelola Aset Negara
- Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
- Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00
- Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
- Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
- Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat
- Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Pandangan terhadap pemerintahan
Habibie pada era awal reformasi cenderung bersifat negatif, tapi sejalan dengan
perkembangan waktu banyak yang menilai positif pemerintahan Habibie. Salah
pandangan positif itu dikemukan oleh L. Misbah Hidayat Dalam
bukunya Reformasi
Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden.
“
|
Visi, misi dan kepemimpinan
presiden Habibie
dalam menjalankan agenda reformasi memang tidak bisa dilepaskan dari
pengalaman hidupnya. Setiap keputusan yang diambil didasarkan pada
faktor-faktor yang bisa diukur. Maka tidak heran tiap kebijakan yang diambil
kadangkala membuat orang terkaget-kaget dan tidak mengerti. Bahkan sebagian
kalangan menganggap Habibie apolitis dan tidak berperasaan. Pola kepemimpinan
Habibie seperti itu dapat dimaklumi mengingat latar belakang pendidikannya
sebagai doktor di bidang konstruksi pesawat terbang. Berkaitan dengan semangat
demokratisasi, Habibie telah melakukan perubahan dengan membangun
pemerintahan yang transparan dan dialogis. Prinsip demokrasi juga diterapkan
dalam kebijakan ekonomi yang disertai penegakan hukum dan ditujukan untuk
kesejahteraan rakyat. Dalam mengelola kegiatan kabinet sehari-haripun,
Habibie melakukan perubahan besar. Ia meningkatkan koordinasi dan menghapus
egosentisme sekotral antarmenteri. Selain itu sejumlah kreativitas mewarnai
gaya kepemimpinan Habibie dalam menangani masalah bangsa. Untuk mengatasi
persoalan ekonomi, misalnya, ia mengangkat pengusaha menjadi utusan khusus.
Dan pengusaha itu sendiri yang menanggung biayanya. Tugas tersebut sangat
penting, karena salah satu kelemahan pemerintah adalah kurang menjelaskan
keadaan Indonesia yang sesungguhnya pada masyarakat internasional. Sementara
itu pers, khususnya pers asing, terkesan hanya mengekspos berita-berita
negatif tentang Indonesia sehingga tidak seimbang dalam pemberitaan."
|
Demikianlah cerita singkat mengenai
BJ Habibie. Hal yang membuat saya memilih BJ Habibie sebagai sosok pemimpin
dunia yang terkenal adalah kerena selain menjadi Presiden Republik Indonesia,
BJ Habibie merupakan ilmuwan asli Indonesia dan orang pertama yang membawa harum dan
mengangkat derajat nama bangsa ke kancah dunia internasional di bidang
teknologi khususnya dunia kedirgantaraan.
Ia seorang ilmuwan yang diakui dunia.
Aset bangsa ini yang telah menelurkan banyak generasi penerus yang handal dari
eranya hingga sekarang. Ia seorang mantan Menristek, Wakil Presiden dan
Presiden RI juga menjadi seorang Indonesia yang membanggakan negeri ini.
Belakangan, ia juga menjadi sosok yang diidamkan oleh banyak khalayak
masyarakat melihat sosok pribadi sebagai pasangan dan ayah ideal oleh maraknya
film Habibie dan Ainun. Film yang diangkat dari buku best seller ‘Habibie dan
Ainun’ yang menjadi catatannya Pak Habibie untuk lolos dari ‘Black Hole’-nya
pasca ditinggal sang istri ibu Hasri Ainun Habibie, menjadi konsumsi banyak
masyarakat.
Dengan latar belakangnya sebagai
ilmuwan dibidang teknologi, ia karyakan dirinya untuk pengabdian pada negeri
ini. Beliau pernah bilang pada suatu ketika diangkat menjadi Ketua ICMI untuk
pertama kalinya "saya hanya seorang insinyur yang bisa membuat kapal
terbang dan memimpin pembangunan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan kalau perlu mendobrak sesuatu". dan jelaslah sudah, dari
pernyataan itulah B.J Habibie mampu membuktikan dengan terlahirnya N-250.
Sebuah pesawat terbang tercanggih buatan putra-putri Indonesia, pesawat yang
diperhitungkan kecanggihannya oleh dunia. First flight pesawat perdana yang
diterbangkan pada 10 Agustus 1995 yang menjadi tonggak awal kebangkitan
teknologi Indonesia (Hari Kebangkitan Teknologi Indonesia) ini telah
membanggakan kita sebagai warga negara tanah air.
Sekian posting saya pada kesempatan ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang salah. Terimakasih saya ucapkan kepada sumber yang telah memberikan saya informasi sehingga dapat saya jadikan acuan dalam mengerjakan tugas ini yaitu :
Sekian posting saya pada kesempatan ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang salah. Terimakasih saya ucapkan kepada sumber yang telah memberikan saya informasi sehingga dapat saya jadikan acuan dalam mengerjakan tugas ini yaitu :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Bacharuddin_Jusuf_Habibie
- http://nusantaranews.wordpress.com
- http://bio.or.id/biografi-presiden-b-j-habibie/
- http://sangpetualang.tumblr.com/post/40730461580
Wassalamualaikum Wr. Wb.
0 komentar:
Posting Komentar